BATAMKEPRI

AJI : Wartawan Diminta Jaga Keamanaan dan Keselamatan

Worshop safety of journalist di Hotel Golden View Bengkong Batam Sabtu 11-11-2017. foto istimewa

PROKEPRI.COM, BATAMĀ – Aliansi Jurnalis Indonesia (AJI) mengharapan kepada para wartawan agar senantiasa menjaga keamanan dalam menjalankan tugas jurnalistiknya di lapangan. Karena, terdapat sejumlah resiko berkelanjutan dampak dari pemberitaan yang ditulis seorang wartawan. Tentunya tidak lupa mengadvokasi diri dan tidak boleh membahayakan korban.

Demikian paparan yang disampaikan Aryo Wisanggeni, salah satu narasumber yang berasal dari pengurus AJI pusat saat menjadi narasumber kegiatan Workhop Safety Of Journalis yang dilaksanakan AJI selama dua hari di Hotel Golden View, Bengkong, Batam, Sabtu (12/9/2017 dan Minggu (13/09/2017).

Selain Aryo, panitia pelaksana juga menghadirkan dua nara sumber lainnya yaitu Bambang Murijanto dari pengurus AJI Pusat dan Hendra Makmur dari Aji Padang.

Ketua Aji Batam, Muhammad Zuhri mengatakan, kegiatan workshop ini diikuti perwakilan anggota Aliansi Jurnalis Indonesia (AJI) yang berasal dari sejumlah kota di Indonesia.
Diantaranya yang berasal dari luar provinsi Kepulaua Riau (Kepri) yaitu peserta dari Bengkulu, Lampung, Palembang, Padang, Medan. Sedangkan dari dalam provinsi kepri hadir dari anggota AJI kota Tanjungpinang dan Batam.

“Workshop kali ini kita menghadirkan tiga narasumber yang berasal dari pengurus AJI Pusat Bapak Aryo Wisanggeni dan Bapak Bambang Murijanto Bagus serta Bapak Hendra Makmur dari AJI Padang. Semoga acara ini berjalan lancar sampai selesai,”kata Zuhri, ketika membuka kegiatan Workshop.

Zuhri mengatakan Batam dipilih menjadi tempat pelaksanaan kegiatan karena akses transportasi dari beberapa daerah lebih mudah.

Dalam penyampaian materi pertama Aryo mengatakan, keamanan wartawan sangat diperlukan karena terdapat beberapa resiko baik yang resiko berkelanjutan dan lainnya.

“Jangan lupa advokasi tidak boleh membahayakan korban,” jelas mantan wartawan Kompas itu.

Ia melanjutkan, advokasi selamanya mengikuti kemauan korban, bukan mengikuti orang yang mengadvokasi. “Yang terjadi saat ini, misalnya ada daerah yang heboh LSM nya, masyarakatnya diam-diam saja,” ujarnya. (*/r/ira)

EDITOR : INDRA H

Back to top button