NASIONAL

Harga Minyak Dunia Capai Titik Terendah

Ilustrasi Penurunan Harga Minyak. Foto Internet
Ilustrasi Penurunan Harga Minyak. Foto Internet

PROKEPRI.COM, JAKARTA – Melimpahnya pasokan minyak mentah dunia menekan harga hingga ke level terendah dalam tiga bulan terakhir US$42,56 per barel di West Texas Intermediate (WTI) pada perdagangan kemarin.

Lukman Otunuga, Research Analyst FXTM, mengatakan penurunan harga minyak WTI ke level terendah baru itu disebabkan oleh oversupply berkepanjangan di pasar global. Namun, investor bearish untuk menggelar aksi jual.

“Minyak mentah sudah bearish secara fundamental untuk jangka waktu yang cukup lama karena situasi oversupply menghalangi pemulihan harga,” katanya dalam keterangan pers, Rabu (27/7/2016).

Dia menjelaskan, ancaman peningkatan produksi minyak Amerika Serikat terus menekan ketertarikan investor terhadap komoditas ini. Sementara itu, kekhawatiran penurunan permintaan karena pertumbuhan global melambat pun membatasi peningkatan harga.

Menurut dia, harga minyak dapat semakin merosot karena oversupply besar-besaran dan penurunan permintaan memberi pondasi bagi penjual untuk menyerang.

Dari sudut pandang teknikal, harga berada di bawah 100 dan 20 SMA harian sedangkan MACD melintas ke bawah. Level support sebelumnya yaitu sekitar US$44 dapat menjadi level resistance dinamis yang mendorong penurunan lebih lanjut menuju US$40.

Bloomberg mencatat, harga minyak WTI untuk pengiriman September melemah 0,5% atau 21 sen ke level US$42,92 per barel di New York Mercantile Exchange. Sebaliknya, minyak Brent meningkat 15% ke posisi US$44,87 per barel pada penutupan perdagangan di ICE Futures Europe Exchange.

Berdasarkan data badan Administrasi Energi AS (EIA), stok minyak mentah AS mencapai 519,5 juta barel pada tanggal 15 Juli lalu, lebih dari 100 juta barel di atas rata-rata selama lima tahun.

Produksi minyak mentah naik ke 8,49 juta barel per hari karena produsen minyak AS menambah jumlah rig pengeboran aktif. Juni lalu, produksi minyak mentah AS mencapai 9,61 juta barel per hari, tertinggi dalam lebih dari 40 tahun terakhir.(Bisnis)

Tinggalkan Balasan

Back to top button