BPBD Lakukan Pemetaan dan Sosialisasi Potensi Ancaman Bencana Natuna
PROKEPRI.COM, NATUNA – Sebagai upaya pemerintah daerah mengatasi ancaman bencana, BPBD Natuna melaksanakan pemetaan dan sosialisasi ke wilayah yang berpotensi terjadinya bencana.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Natuna memaparkan bahwa Natuna memiliki 6 potensi ancaman bencana.
Hal ini disampaikan Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Nurul Huda ST. MAP. saat ditemui media ini, diruang kerjanya, pada Selasa (15/10/2024).
Nurul Huda menyampaikan bahwa 6 potensi ancaman bencana tersebut yakni, banjir, kekeringan, longsor, cuaca ekstrim, gelombang tinggi, dan kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
“Sementara untuk daerah yang terdampak titik rawan bencana itu ada di Kecamatan Bunguran Timur, Timur Laut, Serasan dan Serasan Timur,” terangnya.
Ia menjelaskan untuk wilayah Bunguran Timur berpotensi terjadi bencana banjir dan karhutla, dan tingkat kebakaran hutan dan lahan di kecamatan ini sangat tinggi.
“Kalau di Bunguran Timur Laut itu potensi bencananya banjir sedangkan Serasan dan Serasan Timur longsor dan banjir,” ungkapnya.
Nurul Huda juga mengatakan untuk mengantisipasi potensi bencana BPBD malakukan pemetaan terkait daerah rawan bencana dan sosialisasi kepada masyarakat dan aparatur setempat.
“Kami melakukan pemetaan dan sosialisasi ke daerah yang rawan bencana untuk mengantisipasi masyarakat agar mereka mengerti dan paham cara menghadapi ketika terjadi potensi bencana,” tuturnya.
Pihak BPBD tidak ingin kejadian seperti longsor di Serasan yang memakan korban jiwa terjadi lagi.
“Padahal saat itu sudah ada tanda-tanda akan terjadinya longsor seperti turunnya tanah dan air, tetapi masyarakat malah bergotong royong,” ungkapnya.
BPBD Natuna juga telah melakukan sosialisasi kepada masyarakat dan meminta desa membentuk desa tangguh bencana (Destana). Pemerintah daerah juga sudah mengeluarkan edaran untuk seluruh desa agar membentuk desa tangguh bencana.
“Selain melaksanakan sosialisasi, kami sudab meminta desa untuk membentuk Destana. Destana ini dibentuk agar ketika diwilayahnya terjadi tanda-tanda bencana mereka bisa melaporkan langsung ke BPBD,” ujarnya.
“Desa yang sudah membentuk Destana bisa menganggarkan dana desanya untuk kegiatan yang berhubungan dengan kebencanaan,” tambahnya.
Untuk saat ini, sudah ada 5 desa yang membentuk Destana, diantaranya, desa Cemaga, Air Putih, Air Nusa, Batu Belanak dan kelurahan Serasan.
“Kita harap semua desa di Natuna bisa membentuk desa tangguh bencana sehingga BPBD bisa melakukan sosialisasi ancaman terjadinya bencana,” harap Nurul Huda.
Sementara itu Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Natuna, Zulheppy menyampaikan bahwa saat terjadi bencana BPBD Natuna langsung melakukan penanganan di lapangan.
“Kalau skalanya besar kita langsung mendirikan posko evakuasi, dan dapur umum darurat,” kata Zulheppy.
Zulheppy menerangkan, dari bencana yang terjadi, pihaknya juga akan melakukan kajian cepat dan mengeluarkan rekomendasi untuk bencana yang terjadi.
“Disitu nanti kita keluarkan potensi bencananya non darurat atau darurat,” ujarnya.
Zulheppy pun menyampaikan, dari hasil rekomendasi tadi akan dibuat surat edaran ataupun surat keputusan yang akan ditandatangi langsung Bupati Natuna terkait kondisi bencana yang terjadi.
“Kita juga memberikan bantuan kepada warga yang terdampak bencana kita bekerjsama dengan Dinas Sosial (Dinsos) untuk pemberian bantuan tersebut,” ungkapnya. Adapun bantuan yang diberikan, sembako, selimut, dan matras. (amin)