
PROKEPRI.COM, JAKARTA – Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek), Brian Yuliarto menekankan perlunya peningkatan jumlah dosen bergelar doktor (S3) di Indonesia. Dari 300 ribu dosen di 4.400 perguruan tinggi, saat ini baru sekitar 25 persen yang telah menyelesaikan program doktoral.
“Pemerintah tengah mendorong program percepatan S3 untuk dosen dan penguatan program magister berbasis kerja sama internasional melalui joint degree dan double degree,”kata Brian saat bertemu Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste, Dominic Jermey dikutip Jumat (9/5/2025).
Kunjungan kehormatan Dominic Jermey itu dimanfaatkan Brian untuk mempererat kerja sama strategis di bidang pendidikan tinggi, riset, dan inovasi antara kedua negara.
Dalam pertemuan ini, Brian juga menyoroti pentingnya kolaborasi nasional dan internasional guna mendorong kontribusi nyata perguruan tinggi bagi industri dan masyarakat sekitar.
“Beberapa hari lalu, tepatnya 2 Mei, kita memperingati Hari Pendidikan Nasional dan meluncurkan tagline ‘Impactful Higher Education, Science, and Technology’. Kami berharap para dosen, peneliti, dan mahasiswa bisa berkontribusi bagi lingkungan sekitar, industri, dan masyarakat melalui sains dan teknologi,”ujarnya.
Duta Besar Dominic Jermey menyambut baik berbagai inisiatif tersebut. Ia menyampaikan bahwa Inggris berkomitmen mendukung pilar kerja sama pendidikan dalam kemitraan strategis Indonesia-Inggris yang telah disepakati Presiden Prabowo Subianto dan Perdana Menteri Inggris dalam kunjungan ke London baru-baru ini.
“Hubungan antara institusi pendidikan tinggi dan riset dari kedua negara sudah kuat. Sekarang saatnya kita arahkan kolaborasi ini ke bidang-bidang strategis yang disoroti Pak Menteri seperti ketahanan pangan, kesehatan, energi terbarukan, dan maritim,”kata Dubes Dominic.
Dubes Dominic juga menyoroti keberadaan kampus-kampus di Inggris yang mulai beroperasi di Indonesia, seperti Lancaster University di Bandung dan King’s College London di Malang, yang akan diresmikan pada 28 Mei mendatang.
Beberapa universitas terkemuka Inggris lainnya seperti Queen Mary University dan Imperial College London juga menunjukkan ketertarikan untuk membuka program bersama di Indonesia.
Brian pun menanggapi positif peluang tersebut dan mendorong pembentukan program riset bersama dengan skema co-funding. Ia juga mengusulkan dibentuknya konsorsium riset yang melibatkan perguruan tinggi Indonesia, perguruan tinggi luar negeri, serta industri nasional.(wan)
Editor: yan