Enam Perpustakaan Kelurahan Terbaik di Tanjungpinang Jalani Verifikasi Lapangan

PROKEPRI.COM, TANJUNGPINANG – Enam perpustakaan kelurahan di Kota Tanjungpinang menjalani verifikasi lapangan dalam ajang Lomba Perpustakaan Kelurahan Terbaik Tingkat Kota 2025.
Keenam kelurahan itu adalah Kelurahan Bukit Cermin, Senggarang, Air Raja, Penyengat, Tanjungpinang Kota, dan Melayu Kota Piring. Tahapan verifikasi ini merupakan kelanjutan dari seleksi portofolio yang sebelumnya diikuti 18 kelurahan.
Verifikasi dilakukan oleh tim juri yang terdiri dari Novitra Valentina Tarigan dari Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Kepulauan Riau, Nonik Meyda Riska Swantari dari Ikatan Pustakawan Indonesia (IPI), serta M. Akbar Prasetyo dari Forum Taman Bacaan Masyarakat (FTBM) Kota Tanjungpinang.

“Tahap awal kami lakukan melalui penilaian dokumen portofolio. Dari situ, dipilih enam besar untuk diverifikasi langsung ke lokasi,”kata Kepala Bidang (Kabid) Pengembangan dan Perawatan Perpustakaan, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) Kota Tanjungpinang, Rosi Aryani, Kamis (8/5/2025).
Rangkaian verifikasi dimulai sejak 5 Mei di Kelurahan Bukit Cermin, kemudian berlanjut ke Senggarang pada 6 Mei, Air Raja pada 7 Mei, Penyengat pada 8 Mei, dan Tanjungpinang Kota pada 9 Mei.
Sedangkan verifikasi terakhir, dijadwalkan pada 14 Mei nanti di Kelurahan Melayu Kota Piring.
“Di hari terakhir, tim juri juga akan menggelar rapat pleno untuk menetapkan peringkat juara 1, 2, dan 3, serta harapan 1 hingga 3,”tambah Rosi.
Selama kunjungan, tim juri menilai kesesuaian instrumen dengan kondisi lapangan. Penilaian juga mencakup pemaparan program kerja perpustakaan oleh pengelola serta peninjauan langsung terhadap fasilitas, layanan, dan aktivitas literasi.

Aspek yang dinilai meliputi manajemen kelembagaan, pelayanan kepada masyarakat, keberagaman koleksi, serta kontribusi terhadap peningkatan budaya baca di lingkungan kelurahan.
Kepala DPK Kota Tanjungpinang, Meitya Yulianty, menegaskan bahwa kegiatan ini bukan semata-mata bersifat kompetitif, tetapi juga bagian dari strategi pembinaan yang berkelanjutan.
“Lomba ini didukung dari DAK nonfisik Perpustakaan Nasional, yang memang diarahkan untuk mendorong penguatan literasi di tingkat daerah. Kita ingin perpustakaan kelurahan menjadi pusat belajar yang aktif, inklusif, dan berdaya guna,”ujar Meitya.
Dia berharap kegiatan ini dapat membangun ekosistem literasi yang kuat dan merata hingga ke tingkat kelurahan.
“Perpustakaan tidak hanya menjadi tempat penyediaan bahan bacaan, tetapi juga ruang tumbuh bagi ide, kreativitas, dan pembelajaran masyarakat,”tutup Meitya. (adve)
Editor: yn