KEPRITANJUNGPINANG

Gara-gara Santan Segar Naik, Inflasi Kota Tanjungpinang Jadi Meningkat

Tampak Suasana Rakortin TPID periode Januari 2025 di Ruang Rapat Engku Putri Raja Hamidah, Lantai 3, Kantor Walikota Tanjungpinang di Senggarang, Jum’at (17/01/2025). Foto Ist

PROKEPRI.COM, TANJUNGPINANG – Inflasi Kota Tanjungpinang di bulan Desember 2024 tercatat sebesar 0,70 persen lebih tinggi dibandingkan Desember tahun sebelumnya.

Peningkatan inflasi ini ternyata dipengaruhi oleh beberapa komoditas yang memiliki kontribusi signifikan, di antara salah satunya adalah kenaikan harga santan segar dengan andil inflasi sebesar 0,0962 persen.

Demikian pemaparan Statistisi Ahli Madya BPS Kota Tanjungpinang, Purwo, pada Rapat Koordinasi Rutin (Rakortin) Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) periode Januari 2025 di Ruang Rapat Engku Putri Raja Hamidah, Lantai 3, Kantor Walikota Tanjungpinang di Senggarang, Jum’at (17/01/2025).

“Peningkatan inflasi ini dipengaruhi oleh beberapa komoditas yang memiliki kontribusi signifikan, di antaranya santan segar dengan andil inflasi sebesar 0,0962 persen, kangkung 0,0972 persen, cabai merah 0,0614 persen, dan telur ayam ras 0,0570 persen,”ungkap Purwo dikutip dalam keterangan resminya.

Ia menekankan, bahwa kenaikan harga pada komoditas tersebut, disebabkan oleh peningkatan permintaan yang tinggi menjelang akhir tahun lalu, ditambah dengan kendala distribusi di beberapa daerah pemasok.

Purwo membeberkan, sedangkan inflasi tahun kalender (year-to-date/y-to-d) untuk tahun 2024 mencapai 1,53 persen, dengan komoditas penyumbang terbesar meliputi beras dengan andil sebesar 0,2077 persen, emas perhiasan sebesar 0,3668 persen dan Sigaret kretek mesin (SKM) sebesar 0,1923 persen.

“Inflasi sepanjang tahun ini masih berada dalam kategori terkendali, meskipun kita melihat adanya tekanan dari beberapa komoditas utama seperti beras dan emas perhiasan yang mengalami kenaikan harga signifikan. Hal ini menunjukkan perlunya perhatian lebih terhadap komoditas-komoditas strategis untuk mencegah lonjakan inflasi di tahun mendatang,”jelasnya.

Purwo menambahkan, Kota Tanjungpinang berada di posisi ke-14 inflasi tertinggi di Sumatera (m-to-m) dan posisi ke-30 secara nasional dari 144 kota Indek Harga Konsumen (IHK).

Sementara itu, Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepri, Maria Angeliva, yang hadir secara online menjelaskan, bahwa kenaikan harga komoditas pangan pada akhir tahun 2024 kemaren, disebabkan oleh peningkatan permintaan.

“Permintaan akhir tahun cukup tinggi, sementara beberapa komoditas mengalami kelangkaan pasokan. Meski begitu, inflasi kita tetap berada dalam sasaran nasional, yakni 2,5 persen-3 persen,”terang Maria.

Maria juga menyoroti pentingnya sinergi antar instansi untuk menjaga stabilitas harga.

“Koordinasi dan kerja keras TPID sangat penting untuk memastikan inflasi tetap terkendali. Selain itu, website TPID telah diperbarui untuk menyediakan laporan yang lebih lengkap dan mudah diakses oleh masyarakat,” tutupnya.

Seperti diketahui, Rakortin TPID ini digelar Pemko Tanjungpinang untuk mengevaluasi perkembangan inflasi Desember 2024 dan mempersiapkan langkah strategis menghadapi bulan Januari 2025.

Kegiatan ini dipimpin Sekretaris Daerah, Zulhidayat didampingi Asisten Administrasi Perekonomian dan Pembangunan, Elfiani Sandri dan dihadiri oleh perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepri, BPS, BMKG, Badan Karantina Indonesia, serta OPD terkait dan lintas sektor lainnya.(yan)

Back to top button