NASIONAL

Dibantu BI, Beban Biaya Utang Pemerintah Berkurang

Ilustrasi Dollar AS.(Foto net)

PROKEPRI.COM,JAKARTA – Pemerintah mengklaim beban biaya bunga utang pada tahun ini sedikit berkurang karena mendapat bantuan tanggungan bunga dari Bank Indonesia (BI). Sebab, bank sentral nasional kembali menambah pembelian Surat Berharga Negara (SBN) pada tahun ini.

Kendati begitu, Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Luky Alfirman belum merinci berapa total beban biaya bunga utang yang bisa dihemat oleh pemerintah. Namun, pembebasan bunga utang akan diterima dari penjualan SBN mencapai Rp58 triliun kepada BI.

“Pada kluster A, seluruh biaya bunga akan ditanggung oleh BI. Itu bentuk kontribusi BI, jumlahnya (utang yang dibeli) Rp58 triliun,” ujar Luky saat konferensi pers APBN KiTa edisi Agustus 2021, Rabu (25/8).

Selain membeli surat utang mencapai Rp58 triliun pada tahun ini, BI juga akan membeli SBN senilai Rp157 triliun yang masuk dalam kesepakatan kluster B.

Namun, tak seperti kluster A yang bunga utangnya ditanggung BI, kali ini pemerintah harus menanggung sendiri beban bunga utang dari pembelian utang di kluster B ini.

Tapi, tanggungan bunga utang ini diyakini Luky tetap bisa lebih ringan dibanding pemerintah menjual surat utang ke pasar.

Sebab, dalam perjanjian dengan BI, keduanya sepakat bahwa besaran bunga utang mengacu pada besaran bunga acuan BI (BI Rate) tiga bulanan.

“Tentu saja dengan BI Rate tiga bulan lebih rendah dari pada market rate, itu lah terdapat penghematan biaya bunga bagi pemerintah,” terang dia.

Apabila ditotal, BI akan membeli SBN mencapai Rp215 triliun pada 2021. Pembelian juga akan dilakukan lagi pada 2022 dengan nominal kesepakatan mencapai Rp224 triliun.

“Ini bentuk kepedulian dan inisiatif dari BI dengan tetap mereka memperhatikan kapasitas kemampuan keuangan dari BI itu sendiri. Jadi mereka sudah melihat berapa dampaknya ke neraca mereka dan keuangan BI,” jelasnya.

Di luar rencana pembelian SBN oleh BI, pemerintah tetap berencana menjual surat utang ke pasar umum. Rencananya, masih ada delapan lelang Surat Utang Negara (SUN) sampai akhir tahun ini.

Kemudian, ada juga rencana lelang empat Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) dan satu lelang SBN berdenominasi valuta asing (valas). Tak ketinggalan, ada juga rencana penerbitan tiga SBN ritel.

“Penerbitan SBN ritel sebanyak tiga kali penerbitan untuk sukuk ritel, ORI, dan sukuk tabungan,” pungkasnya.

Sebagai informasi, pemerintah telah mendapatkan pembiayaan utang mencapai Rp468,1 triliun sepanjang Januari-Juli 2021. Realisasinya sudah memenuhi 39,8 triliun dari target pembiayaan utang mencapai Rp1.177,4 triliun sampai akhir tahun ini.

Realisasi pembiayaan utang berasal dari penerbitan SBN senilai Rp487,4 triliun dan pinjaman Rp19,4 triliun.(Cnn)

Editor: Muhammad Faiz

Back to top button